Beginilah Cara Atasi Kecanduan Anak Pada Gadget

Beginilah Cara Atasi Kecanduan Anak Pada Gadget

Di era digital ini, ekspos gawai alias gadget amat besar. Bahkan, sejak usia dini, anak mengenal gawai. Meski tidak selalu berdampak negatif, penggunaannya harus tetap dibatasi agar tidak sampai adiktif. Kalau sudah telanjur, lakukan diet gawai.

Yang termasuk gawai adalah semua yang memiliki layar. Bukan hanya smartphone, tapi juga iPad, laptop, dan televisi. Chitra mengingatkan batasan dari segi usia. Untuk anak usia 0–2 tahun, gawai sama sekali tidak disarankan. Usia 2–5 tahun, maksimal 1 jam per hari. Ketika melihat ortu sibuk dengan gawai, anak cenderung juga ingin menggunakan gawai. ”Karena itu, simpan gawai saat bersama anak. Pusatkan perhatian hanya kepadanya,” pesan Chitra.

Kondisi tersebut memicu problem berikutnya. Anak bisa tantrum gara-gara keinginannya tidak dipenuhi untuk menggunakan gawai. Chitra pun menguraikan pentingnya pembatasan dan pengawasan. Sebelum memberikan gawai kepada anak, sampaikan dulu aturannya.

Potret yang kerap terlihat pada masyarakat sekarang, orang tua (ortu) merasa bangga apabila si kecil sudah jago mengutak-atik gawai. Yang juga sering terjadi, ortu memfungsikan gawai sebagai jalan termudah untuk membangun relasi dengan anak. Saat si kecil rewel, ortu mengalihkannya dengan gawai. Anak tidak mau makan akhirnya dikasih gawai. ”Ketika attachment-nya terlalu lekat, anak jadi ketergantungan. Hal itu akan mengganggu fungsi hidup,” papar Chitra Annisya MPsi, psikolog TigaGenerasi.

Misalnya, boleh bermain gawai selama 10 menit. Setelah itu, gawai diambil lagi oleh ortu. Kalau anak rewel, bahkan sampai tantrum, bagaimana? ”Tetap ambil gawainya sambil beri penjelasan dengan lembut. Kalau makin tantrum, biarkan dulu beberapa menit. Setelah anak tenang, ajak beraktivitas nongawai yang menyenangkan buat dia,” tutur Chitra.

Jika anak telanjur kecanduan gawai dan tidak mau mengerjakan aktivitas selain dengan gawai, solusinya harus diet gawai. ”Turunkan dosis penggunaan gawai secara bertahap,” tutur Chitra. Misalnya, yang tadinya bisa sampai enam jam sehari turunkan jadi empat jam, lalu dua jam, hingga mencapai level anak bisa mengendalikan keinginannya.

Ketika ortu belum bisa mengontrol penggunaan gawai pada anak, jangan berikan gawai kepada mereka. Komitmen diet gawai itu tak hanya berlaku untuk anak, tetapi seluruh anggota keluarga. Misalnya, saat ortu harus menggunakan gawai untuk keperluan kerja, jangan di depan anak. Untuk mengganti waktu yang sebelumnya dihabiskan anak bersama gawai, lakukan aktivitas sekeluarga. Misalnya, makan siang di teras rumah ala piknik atau mengajak anak membantu mencuci mobil.

Tak bisa dimungkiri, gawai tentu punya sisi positif. Antara lain, melatih daya visual anak, menstimulus rasa ingin tahunya, dan menjadi media belajar. Namun, yang perlu diingat, gawai hanyalah sarana. Yang utama adalah fungsi ortu dalam mendidik anak.

 

Sumber Berita Beginilah Cara Atasi Kecanduan Anak Pada Gadget : Jawapos.com

%d blogger menyukai ini: