Ternyata Ini Alasan Orang Dulu ketika Difoto Tidak Pernah Tersenyum

Ternyata Ini Alasan Orang Dulu ketika Difoto Tidak Pernah Tersenyum,
Suka berswafoto atau selfie? Sejak beberapa tahun terakhir foto selfie memang semakin digemari siapa pun: tua muda, wanita pria.
Selain untuk mengabadikan momen-momen berharga, karena tidak ribet atau repot. Swafoto tidak membutuhkan orang lain sebagai fotografer karena kita bisa lakukan sendiri.
Semua itu tentu berkat perkembangan teknologi kamera yang semakin pesat. Kini kamera menjadi fitur utama yang sudah menempel di ponsel pintar yang resolusinya tak kalah dari kamera konvensional.

Namun, pernakah anda melihat atau memperhatikan foto orang-orang zaman dahulu yang masih hitam putih? Dari sekian foto tersebut terdapat sejumlah kesamaan.
Kesamaan yang paling menonjol adalah jarang sekali, bahkan bisa saja tidak ada orang yang tersenyum saat mereka sedang dipotret dalam satu frame.
Rata-rata mereka yang berada di dalam potret tersebut selalu dalam mimik yang serius. Tidak ada senyuman, dan keceriaan sama sekali tergambar.
Bukan tanpa alasan mereka tak mengumbang senyum. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan mereka melakukan hal itu.
1. Etika
Alasan yang pertama adalah persoalan etika. Orang zaman dahulu, khususnya para bangsawan, menganggap memperlihatkan gigi saat difoto merupakan hal tidak sopan.
Mereka menilai orang yang tersenyum pada saat difoto adalah konyol dan bodoh. Terlebih senyuman semacam itu hanya pantas dilakukan mereka yang tidak berpendidikan dan miskin.

2. Proses Ribet
Masyarakat zaman dahulu melakukan sesi pemotretan hanya pada momen-moment tertentu. Sehingga, proses itu dilakukan saat bersama banyak orang.
Oleh karena itu, mereka pun menganggap proses semacam itu sebagai sesuatu yang ribet. Akhirnya, mereka pun malas untuk tersenyum atau tertawa saat berfoto.

3. Teknologi Kamera Kuno
Jangan bayangkan berfoto pada zaman dahulu semudah berfoto seperti saat ini. Tentunya kita sering melihat adegan berfoto pada sejumlah film sejarah.
Di sana akan ada seorang fotografer yang berdiri di belakang kamera, lalu dia memasukkan kepalanya ke dalam sebuah kain sembari memegang lampu.
Apabila sudah memotret, maka kamera itu akan mengeluarkan semacam percikan api. Untuk mengambil sebuah foto, mereka harus melakukannya selama beberapa menit.
Jadi prosesnya memang selama itu, dan tidak bisa langsung “cekrek” seperti kamera saat ini yang bisa dilakukan dalam hitungan detik saja.

4. Gigi Rusak
Mungkin alasan ini terdengar agak lucu, tapi memang terjadi. Satu di antara banyak alasan orang zaman dahulu enggan tersenyum atau tertawa saat difoto adalah gigi yang rusak.
Mereka tidak ingin memperlihatkan gigi-gigi mereka yang telah dicabut. Sebab, saat itu satu-satunya cara untuk memperbaiki gigi yang rusak atau patah adalah mencabutnya. Sehingga, mereka tidak ingin memperlihatkan kekurangan tersebut.

Sumber: tribunnews

%d blogger menyukai ini: