6 Tanda-tanda Wanita Memalsukan Orgasme Bercinta

6 Tanda-tanda Wanita Memalsukan Orgasme Bercinta

Memalsukan orgasme bukan kejahatan. Kadang-kadang perempuan melakukan ini agar pasangannya tidak merasa bersalah, atau karena ia ingin menyudahi permainan yang membosankan di ranjang. Ada juga kasus yang disebut anorgasmia, dimana seseorang tidak bisa atau sulit orgasme.

Sebagai laki-laki, reaksi Anda mungkin kesal, kecewa, atau merasa “tidak mampu” menunaikan tugas itu. Tentu Anda tidak rela bila pasangan melakukan itu. Tapi tahukah Anda, apakah dia benar-benar sampai puncak, atau hanya berpura-pura? Berikut tanda-tanda perempuan yang memalsukan orgasme menurut penulis soal hubungan seks, Sophie Saint Thomas:

Berbeda dengan biasanya

Perempuan memalsukan orgasme untuk berbagai alasan. Pada umumnya, pasangan yang baru menikah menginginkan hubungan seks yang baik, namun secara emosional dia belum terlibat atau belum berani menyampaikan apa yang dia inginkan. Maka agar pasangannya tidak kecewa, ia memalsukannya.

Namun bila Anda telah berhubungan cukup lama dan mengenal pasangan Anda, maka Anda akan hapal bagaimana pola dan reaksinya saat mencapai orgasme. Nah bila suatu saat reaksi itu berbeda, mungkin yang terjadi bukan seperti harapan Anda.

Tentu perilaku masing-masing perempuan berbeda. Tanda-tanda di atas belum tentu sama persis dengan kejadian sebenarnya karena seks bukanlah ilmu eksakta yang segalanya harus pasti. Hal yang paling penting dilakukan pria adalah mengenali dan memahami apa keinginan pasangannya agar mendapatkan kehidupan cinta yang indah.

Tidak ada kontraksi

Secara biologis, saat seorang perempuan mencapai orgasme, otot pinggulnya akan berkontraksi. Pasangannya akan bisa merasakan tekanan itu. Namun bila pasangan Anda mendesah-desah tetapi tidak terjadi apa-apa pada otot pinggul dan vaginanya, mungkin puncak itu belum tercapai.

Ia tiba-tiba ingin permainan yang berbeda

Seseorang biasanya memiliki pola atau cara untuk lebih cepat mencapai orgasme. Ada yang lebih suka posisi A, yang lain memilih posisi B. Bila ia kemudian meminta Anda untuk mengganti ritual bercinta atau bermesraan, mungkin sebelumnya dia tidak terpuaskan. Ini saatnya untuk mendengarkan keinginan pasangan agar ia bisa mencapai orgasme sebenarnya.

Tak ada pemulihan setelahnya

Menurut study, setelah mencapai orgasme, perempuan biasanya akan mengalami fase pemulihan, di mana dia diam tidak berkata-kata atau bergerak selama beberapa saat. Kecepatan bernafasnya juga berbeda. Dan ia menjadi sensitif dan lebih mesra.

Tentu perilaku setiap orang dalam fase ini berbeda. Namun kita bisa merasakan suasana rileks dan lebih nyaman karena pencapaian itu. Kalau dia mengatakan sudah mencapai puncak, tapi tidak berada dalam suasana “istimewa” itu, mungkin ia memalsukannya.

Mencapai tanpa pemanasan

Orgasme sebenarnya bisa saja terjadi dalam seks kilat tanpa pemanasan. Tapi ini adalah kasus istimewa dimana keduanya benar-benar bergairah karena lama tidak bertemu misalnya. Pada kebanyakan hubungan seks, perempuan memerlukan fore play untuk membuat organnya siap.

Jadi jangan ragu untuk bermesraan sebelumnya. Pahamilah bahwa seks bukan semata-mata melakukan penetrasi, namun merupakan rangkaian perjalanan panjang. Penetrasi hanyalah bagian dari perjalanan itu.

Dia mencapainya setelah diminta

Beberapa pria begitu ingin pasangannya mencapai orgasme, sehingga berulang-ulang bertanya, “Sudah belum?”. Pertanyaan itu bagi beberapa perempuan merupakan desakan untuk segera sampai.

Bukannya membuat mereka makin dekat dengan puncak, bisa-bisa hal itu justru menurunkan gairahnya. Dan bila itu yang terjadi, jangan-jangan ia memalsukan orgasme agar permainan cepat selesai. Jadi, jangan paksakan pasangan Anda untuk segera orgasme, biarlah dia menikmati perjalanannya.

 

Sumber Berita 6 Tanda-tanda Wanita Memalsukan Orgasme Bercinta : Kompas.com

%d blogger menyukai ini: