Penghuni 16 Rumah Sakit Dievakuasi Akibat Banjir Sri Lanka
Penghuni 16 Rumah Sakit Dievakuasi Akibat Banjir Sri Lanka,
Korban meninggal akibat longsor lumpur dan banjir di Sri Lanka hingga Rabu (31/5/2017) terus bertambah.
Pusat Manajemen Bencana mengatakan, 203 orang dikonfirmasi meninggal akibat banjir dan longsor dengan aliran lumpur ini.
Selain itu, sebanyak 96 orang masih dinyatakan hilang, demikian menurut laporan AP. Ratusan ribu jiwa harus mengungsi dan lebih dari 1.500 rumah hancur.
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, 16 rumah sakit terdampak langsung akibat banjir dan tanah longsor. Seisi rumah sakit tersebut harus dievakuasi ke tempat aman.
Dengan banyaknya pengungsi dan minimnya barak pengungsian, PBB memperingatkan bahwa rakyat Sri Lanka kini riskan terserang penyakit. Serangan nyamuk dengue juga dianggap berbahaya saat ini.
Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Ravi Karunanayake, mengatakan 24 negara telah memberi komitmen untuk membantu.
India, Australia, Jepang, dan Pakistan adalah negara-negara yang telah mendonasikan kebutuhan dasar para pengungsi. China dan Amerika Serikat juga berjanji mengirim bantuan.
Sebelumnya diberitakan, jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di negara kepulauan yang ada di Samudera Hindia itu sebanyak 177 orang.
Jumlah ini terus bertambah. Banjir telah melanda wilayah selatan dan barat Sri Lanka pada Jumat lalu.
Hujan yang menyebabkan banjir dan tanah longsor tersebut telah menyebabkan puluhan ribu orang yang terdampak masih berada di kamp pengungsian sampai hari ini.
Saat cuaca mulai cerah, lebih dari 100.000 orang yang dievakuasi akhir pekan lalu telah kembali ke rumah untuk mulai membersihkan puing-puing dan lumpur dari rumah mereka yang tergenang air.
Namun, 80.000 lebih lainnya masih tinggal di kamp pengungsian karena rumah mereka yang hancur atau tidak dapat mengakses ke rumah akibat bencana ini.
predeep Kodipili, dari Pusat Manajemen Bencana mengatakan, ketinggian banjir perlahan mulai surut, namun lalu lintas jalan masih belum normal.
Tim bantuan yang didukung oleh penyelam angkatan laut dari negara India dan para dokter turut diterjunkan dalam upaya penyelamatan.
Kontingen India yang terdiri lebih dari 300 personel angkatan laut membantu melakukan pencarian dengan menyelam diperairan payau.
Sementara tim medis dari India, memeriksa pasien yang ada di tenda darurat di tempat penampungan.
India juga membawa bantuan berupa beras, kacang, gula, susu, dan selimut untuk orang-orang yang mengungsi.
Bantuan tersebut tiba hari ini dengan sebuah kapal ketiga dari angkatan laut India yang membawa persediaan bantuan.
Sementara itu, militer Sri Lanka juga membawa air minum dan makanan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Helikopter juga diserahkan untuk mengakut obat-obatan, persediaan bantuan dan perahu karet ke daerah-daerah terpencil.
Sementara kapal-kapal kecil mengarungi banjir untuk mencari orang-orang yang membutuhkan penyelamatan.
Tim penyelamat memperkirakan hujan mungkin masih terjadi minggu ini, tetapi pada kemarin dan hari ini cuaca mendung dan hujan ringan turun.
Badai tropis yang menyebabkan hujan di Sri Lanka pekan lalu kini telah bergerak jauh ke utara dan menghancurkan ratusan rumah pantai di Bangladesh.
Di sebuah daerah di tenggara ibu kota Kolompok, tentara Sri Lanka menggali tumpukan lumpur merah untuk mencari mayat di dekat sisa Bukit Kiribathgala.
Lumpur yang menerjang mengubur 15 rumah di bawah tanah, termasuk bebatuan dan pohon kelapa yang tumbang. Hari Senin kemarin tentara menemukan 12 dari 26 mayat yang diyakini terkubur dalam timbunan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa ikut menyumbangkan tablet pemurnian air, tenda dan perlengkapan lainnya, dan Amerika Serikat, China dan Pakistan juga menjanjikan persediaan bantuan.
Banjir dengan lumpur
Lumpur telah menjadi hal yang umum selama musim hujan di Sri Lanka, karena saat musim panas, hutan di negara kepulauan beriklim tropis di Samudera Hindia itu dibuka untuk tanaman ekspor seperti teh dan karet.
Dalam kasus longsor besar lain tahun lalu, lebih dari 100 orang di Sri Lanka Tengah tewas Sementara itu, helikopter milik angkata udara dalam sebuah misi membawa bantuan pada Senin, mengalami kecelakaan saat mendarat.
Sebanyak 11 penumpangnya tidak mengalami luka akibat kejadian ini.
Pilot angkatan udara mengatakan, kecelakaan tersebut tidak akan memperlambat upaya penyelamatan.
“Hal-hal seperti itu bisa terjadi saat kita terlibat dalam operasi berisiko semacam ini,” kata pemimpin tim angkatan udara Banuka Delghakubura kepada penyiar lokal Hiru TV.
“Ini tidak akan menghalangi usaha bantuan kita,” katanya. Di kejadian sebelumnya, seorang awak pesawat tewas setelah terjatuh dari udara saat sedang mencoba menyelamatkan orang yang terdampar.
Kementerian Kesehatan telah mengerahkan tim medis terutama di Kabupaten Kalutara, Ratnapura dan Galle di Sri Lanka Selatan, kata pernyataan PBB yang diperbarui.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena pada Selasa mengatakan pembangunan kembali 640 rumah yang sepenuhnya hancur dan 5.329 rumah yang rusak sebagian akan segera dimulai.
Sirisena memerintahkan lembaga keuangan mengucurkan dana guna diberikan kepada orang yang jadi korban.
Pemerintah Sri Lanka telah berterima kasih kepada masyarakat internasional atas bantuannya pada saat bencana ini.
Karena Topan Mora sekarang telah menjauhi negara pulau itu, Departemen Meteorologi pada Senin menyatakan kemungkinan hujan lebat dan angin kencang berkurang sampai Senin.
Namun, katanya, angin cukup kencang, dengan kecepatan sekitar 50 kilometer per jam, dapat terjadi di beberapa bagian kabupaten tersebut
Sumber berita Penghuni 16 Rumah Sakit Dievakuasi Akibat Banjir Sri Lanka :sumber
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.