Kisah Haru Orang Tua Non Muslim Ini Ikhlaskan Anaknya Jadi Mualaf
Kisah Haru Orang Tua Non Muslim Ini Ikhlaskan Anaknya Jadi Mualaf
Cerita bocah delapan tahun memutuskan pindah agama atau menjadi mualaf ini viral.
Bukan serta merta keputusannya saja, tetapi bocah asal Ketapang itu diantar oleh sang ibu yang non muslim saat menjadi mualaf.
Akun Facebook Uti Suhendra Dwipayana menceritakan saat pertama kali bertemu Yogi Setiady.
Menurutnya, Yogi memutuskan untuk menjadi mualaf di Kantor Urusan Agama Delta Pawan.
Ketapang…
Anak ini bernama Yogi Setiady, usianya baru 8 tahun, duduk di kelas 2 SDN 18 Sukabangun.
Diantar sendiri oleh ibu kandungnya yang masih beragama non muslim ke KUA Delta Pawan dengan maksud untuk memeluk agama Islam anaknya.
Ayah dan mama kandungnya telah mengikhlaskan anak ini masuk Islam, karena setiap saat terus “memaksa” ayah dan mamanya agar ia bisa masuk Islam.
Dia rajin ke Surau setiap shalat lima waktu, belajar ngaji dan sholat.
Ketika saya tes ngajinya, dia sudah hafal surat Al Fatihah, Al Ikhlas, do’a ibu bapak, do’a makan, dll.
Diitanya cita-citanya, dengan tegas dia jawab ingin menjadi Ust. Pembacaan dua kalimat syahadat yang memang sudah lancar bahkan artinya sudah hapal ini disaksikan guru sekolahnya.
Ada enam ribu lebih komentar dari netizen.
Bahkan postingan ini sudah 3.600 kali dibagikan.
Disadur dari Tribun Pontianak, Eriyanti (44), ibu dari Yogi Setiady bocah 8 tahun asal kecamatan Delta Pawan Ketapang yang memilih untuk menjadi mualaf menceritakan kisah Yogi sejak kecil.
Ia mengatakan ketika baru pandai berbicara Yogi memang suka pada hal-hal terkait Islam.
Misalnya ketika melihat Masjid menurutnya Yogi pasti senang dan selalu menyebut ada alaaba.
“Maksudnya itu Allahu Akbar,” tuturnya.
Sedangkan ketika diajak ke tempat ibadahnya Yogi selalu menolak.
Pernah ketika dibawa Yogi menangis dan ngajak keluar mau pulang.
Kemudian ketika dibawanya pulang ke kampung halamannya di hulu yang banyak anjing dan babi.
Menurutnya Yogi juga tidak suka dan takut tersentuh anjing atau babi.
Bahkan ketika mereka makan daging babi tapi Yogi sejak kecil pun tidak pernah mau makan babi.
Namun ketika ada tetangganya di Ketapang ada acara seperti selamatan.
Maka Yogi selalu mengajaknya untuk pergi ke acara tersebut.
“Katanya ayo ma kita pergi ke tempat orang amin-amin. Saya tanya di mana, katanya itu menunjukkan tempatnya, ternyata tempat orang Muslim selamatan gitu,” kenangnya.
Kemudian ketika awal Yogi masuk sekolah meminta izin kepadanya untuk ikut teman-temannya mengaji dan solat.
Lantaran merasa berbeda keyakinan ia awalnya melarang Yogi.
“Saya bilang tak boleh, kita kan beda, tak sama, saya bilang gitu,” ungkapnya.
“Tapi dia bilang mau ikut Islam saja. Di rumah ini kan ada handuk sering dibuatnya alas untuk sajadah, dia belajar sembahyang sendiri. Bahkan dia selalu mengajak teman-temannya seperti solat di rumah ini dan dia imamnya,” tuturnya.
Menurutnya kejadian itu pernah juga direkam abang Yogi. Kemudian ketika masih kelas satu SD Yogi juga selalu menghilang dari rumahnya, sore menjelang Magrib dan siang Jumat.
“Pas Jumat tak sengaja melihat seperti Yogi pakai kopiah dan baju koko,” jelasnya.
“Ternyata benar dan ketika pulang saya tanya dari mana, katanya dari masjid. Rupanya dia minjam baju kawannya untuk Solat Jumat. Saya bilang benar-benar Yogi, nanti kamu masuk Islam, dijawabnya dia memang mau masuk Islam,” lanjutnya.
“Rupanya tiap sore hilang dia melihat cara orang Solat di surau dekat sini. Kalau pukul 15.00 WIB dia selalu pergi ke tempat-tempat pendidikan agama Islam. Di sekolah pun tak mau belajar agama kami, dia hanya mau belajar pas pelajaran agama Islam,” tambahnya.
Kemudian pernah juga tetangganya mengatakan kalau Yogi menghilang sore maka degar saja di Surau.
Jika ada suara orang ngaji dan salawat itu adalah Yogi.
“Jadi ku intaikan ternyata memang benar dan anak-anak lain pun ramai mengikutinya,” tuturnya.
Ia menambahkan hingga belum lama ini Yogi memaksa minta disunat dan disahkan untuk memeluk agama Islam.
“Jadi kita orangtua mengikhlaskannya. Hanya saya berharap setelah anak saya masuk Islam begini,” tegasnya.
“Maka ia harus dibimbing dengan sebenar-benarnya untuk memperlajari agama Islam. Jangan nanti malam dilepas dan dibiarkan begitu saja,” harapnya mendampingi Yogi.
Sementara itu Yogi menegaskan masuk Islam karena memang keinginan sendiri.
Bahkan sebelumnya ia sering belajar tentang Islam secara sendiri.
Ia menegaskan masuk Islam karena ingin masuk surga nantinya.
Di hadapan awak media ketika ia diminta melantunkan ayat Alquran dan doa dalam Islam.
Ia pun langsung melakukannya tanpa teks.
Ternyata ia sudah cukup banyak hafal ayat Alquran dan doa dalam Islam.
Sebelumnya diberitakan Yogi Setiady (8) menjadi perbincangan masyarakat di Ketapang.
Lantaran ia dikabarkan pindah keyakinan dari non Muslim menjadi Muslim atau menjadi mualaf.
Ia resmi masuk Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Delta Pawan, Kamis (5/10/2017).
Bahkan dikabarkan bocah Kelas II SDN 18 Sukabangun, Ketapang ini ketika ke KUA Delta Pawan tersebut diantar langsung ibunya Eriyanti (44) yang merupakan non Muslim.
Saat dikonfirmasi wartawan, sang ibu Eriyanti membenarkan kabar yang beredar tersebut.
“Iya saya memang mengantar dan menyaksikan langsung anak saya Yogi di KUA Delta Pawan itu untuk disahkan memeluk Agama Islam,” katanya kepada wartawan di rumahnya,
Jumat (6/10/2017).
Sumber Berita Kisah Haru Orang Tua Non Muslim Ini Ikhlaskan Anaknya Jadi Mualaf : Tribunnews.com
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.