Lagi Ngehits! Nasi Liwet Sunda Dan Nasi Liwet Jawa

Lagi Ngehits! Nasi Liwet Sunda Dan Nasi Liwet Jawa, Saat ini hidangan nasi liwet kembali digemari masyarakat Indonesia, tak terkecuali kaum urban Ibu Kota. Mereka menyantapnya beramai-ramai, ada juga yang menyebutnya bancakan.

Ternyata olahan nasi dengan teknik liwet sangat beragam, dua yang cukup terkenal ialah nasi liwet solo dan nasi liwet bandung atau nasi liwet khas Sunda. Tentu keduanya memiliki cita rasa khas yang berbeda.

Dari keduanya tersebut, terdapat beberapa perbedaan yang unik. Mulai sejarah, memasak, hingga penyajiannya. Berikut KompasTravel rangkum perbedaannya dari beberapa ahli.

Sejarah kedua nasi liwet

Nasi Liwet Solo ternyata berasal dari suatu daerah bernama Desa Menuran, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Di desa tersebut nasi liwet dibuat oleh warganya dengan tujuan konsumsi pribadi dan dijual kepada masyarakat Solo.

Nasi liwet itu mulai dijual keluar, ke Solo waktu itu sekitar tahun 1934 setiap hari. Sampai Mangkunegaran tertarik dan jadi santapan mereka juga,” ujar Murdijati Gardjito, ahli gastronomi yang juga peneliti di Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Lagi Ngehits Nasi Liwet Sunda Dan Nasi Liwet Jawa
Menyantap nasi liwet di emperan toko di kawasan Kratonan, Solo, Jawa Tengah.
Hingga saat ini di Solo terdapat beberapa konsentrasi para penjual nasi liwet, di antaranya dekat Mangkunegaran dan Solo Baru.

Sedangkan nasi liwet khas Sunda berasal dari masyarakat perkebunan yang membekali dirinya dengan nasi untuk makan dari pagi hingga siang di ladang. Agar nasi tersebut tetap hangat dari pagi, dibawalah nasi tersebut bersama ketelnya atau alat memasaknya yang bisa ditutup rapat.

“Kalau ( nasi liwet) Sunda bukan untuk dijual, tapi konsumsi sendiri untuk penghematan di kebun. Karena kebunnya juga jauh dari mana-mana,” ujarnya.

Ia sendiri tak tahu pasti asal lokasinya, karena tatar sunda dahulu merupakan luasan perkebunan, bukan seperti pedesaan yang ada di daerah Jawa Tengah.

Proses memasak kedua nasi liwet

Proses memasak keduanya secara garis besar sama, dengan menggunakan teknik liwet. Namun, yang membedakan ialah dalam memasak liwet Solo menggunakan air santan yang dicampur dengan beras saat memasak. Sedangkan liwet Sunda tidak menggunakan santan.

“Di Sunda, liwet memakai bumbu: garam, bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, lengkuas, cabai, santan, minyak kelapa dan ikan asin, bergantung selera. Dicampur langsung pas setengah matang,”
ujar Teddi Muhtadin, dosen Sastra Sunda Universitas Padjajaran Lagi Ngehits Nasi Liwet Sunda Dan Nasi Liwet Jawa

Murdijati mengatakan ragam masakan dari daerah Sunda memang tidak lazim menggunakan santan kelapa. Hal tersebut sangat mungkin terpengaruh dari letak geografis tanah Sunda yang mayoritas perkebunan, lebih sedikit pantai yang menghasilkan kelapa.
Penyajian nasi liwet

Menurut sejarahnya, nasi liwet sunda selalu disajikan dalam ketelnya atau kastrol, tempat memasak nasi tersebut. Dengan tujuan nasi tetap hangat jika ditutup rapat.

Nasi liwet khas Sunda juga disajikan bersama lauk yang sudah bersatu dengan nasi. Lauknya seperti ikan peda merah, ikan kembung yang sudah di pindang, bisa juga ikan asin. Tak lupa lalapan dan sambal terasi menjadi pasangan setia.

Sedangkan nasi liwet solo pada asalnya disajikan dengan ragam lauk seperti ayam opor, sambal goreng jipang, dan yang tak boleh lupa ialah areh.

“Areh itu ciri khas nasi liwet solo yang merupakan endapan/gumpalan santan. Jadi selain menambah gurih, proteinnya juga tinggi seperti daging,” tambah Murdijati.

Sumber: kompas.com

%d blogger menyukai ini: