Kakek Ini Rela Pakai Baju Wanita Setiap Hari Minggu,Alasannya Bikin Sedih
Kakek Ini Rela Pakai Baju Wanita Setiap Hari Minggu,Alasannya Bikin Sedih
Seorang pria tua yang berasal dari Kunming, China selalu mencuri perhatian pengunjung di Green Lake Park setiap akhir pekan. Li Yinglai berdandan dengan pakaian wanita tradisional kemudian menari dan berpose dengan turis. Rupanya, menari dan memakai pakaian wanita yang telah dilakukan kakek Li selama 14 tahun terakhir ini bukan tanpa alasan.
Pria berusia 74 tahun ini rela berdandan dan menggunakan pakaian wanita untuk membuat ibu tercintanya bahagia. Li mengungkapkan bahwa ibunya itu selalu menginginkan seorang anak perempuan, namun hanya memiliki dua anak laki-laki.
Ketika berusia 60 tahun, Li memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk mewujudkan keinginan ibunya dengan memakai pakaian dan aksesori wanita berwarna-warni dan pergi ke jalanan untuk memamerkan gerakan menarinya yang feminim dan gemulai serta menghibur orang lain.
“Saya melakukan ini untuk ibu saya. Ibuku tidak punya anak perempuan, dan aku ingin membuatnya bahagia dengan mengenakan pakaian wanita. Saya senang memakai pakaian wanita, dan saya juga bisa membuat orang lain bahagia,” tutur Li kepada Shanghaiist.
Li belum menikah dan tak memiliki anak. Ia juga tidak pernah memiliki pekerjaan tetap dalam hidupnya. Pria berusia senja ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat ibunya yang berusia 96 tahun.
Pada hari kerja, Li mengenakan pakaian pria biasa, tapi ketika akhir pekan tiba, ia melukis kukunya, memakai sepasang anting, cincin, dan celana aneh. Mengenakan pakaian wanita dan kacamata, Li berjalan dan menuju ke Green Lake Park untuk menari dan berpose serta berfoto dangan penggemar dan turis.
Sementara itu, ibu Li yang melihat anaknya melakoni pekerjaan dengan berdandan seperti wanita mengungkapkan tidak masalah melihat rutinitas akhir pekan Li tersebut.
“Selama dia bahagia, maka tidak masalah,” tutur ibu Li
Sumber berita Kakek Ini Rela Pakai Baju Wanita Setiap Hari Minggu,Alasannya Bikin Sedih: DETIK
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.