Di Jambi, Salah Satu Kue Khas Saat Lebaran Adalah Kue 8 jam
Di Jambi, Salah Satu Kue Khas Saat Lebaran Adalah Kue 8 jam
Musim Lebaran menjadi waktu khusus bagi warga, khususnya ibu rumah tangga, membuat berbagai jenis kue “aneh” yang jarang muncul di hari biasa. Tak terkecuali di Jambi, salah satu kue khas saat Lebaran adalah kue delapan jam.
Disebut kue delapan jam karena proses pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama, yakni sekitar delapan jam. Oleh warga Jambi maupun Palembang di Sumatera Selatan, kue ini juga dikenal dengan nama kue masuba.
Sebagian besar warga di Jambi menjadikan kue ini favorit saat Lebaran tiba. Baik itu Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha.
Firasti (55), salah seorang warga Bagan Pete, Kota Jambi, mengatakan hampir dipastikan saat Lebaran tiba, kue delapan jam selalu disajikan oleh warga Jambi. Bahkan, kue masuba ini seakan menjadi ajang perlombaan tak resmi oleh ibu-ibu rumah tangga. Mereka saling bersaing yang terkadang berbau pamer akan hasil cita rasa dari kue berbahan tepung, susu dan telur tersebut.
“Jika ada tamu atau saudara yang senang dengan kue masuba yang disajikan, itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami yang memasaknya,” ujar Firasti saat ditemui di rumahnya, Minggu, 2 Juli 2017.
Di pengujung Lebaran kali ini, Firasti sengaja membuat kembali kue kebanggaannya itu. Ia sengaja membuat untuk oleh-oleh keluarga dan anak-anaknya yang merantau di Pulau Jawa.
“Kan, di Jawa tak ada itu kue delapan jam. Biar kue ini makin terkenal, banyak yang tahu,” ucap Firasti.
Menurut ibu empat anak ini, membuat kue masuba membutuhkan ketelitian tingkat tinggi. Tak jarang, hasil kue terbuang sia-sia karena cita rasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Ia menjelaskan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat kue berukuran besar ini cukup mudah. Hanya proses pembuatan yang cukup menyita waktu.
Untuk membuat satu loyang kue khas Lebaran ini dibutuhkan enam sampai delapan butir telur ayam dan satu kaleng susu putih. Kemudian satu kilogram gula pasir, satu sendok tepung dan mentega secukupnya.
Telur kemudian dikocok dicampur dengan gula. Selanjutnya masukkan mentega yang terlebih dahulu dilelehkan. Usai bahan dicampur dalam satu adonan, kemudian disiapkan adonan lain, yakni susu putih dan satu sendok tepung. Untuk selanjutnya adalah proses pemanggangan kue.
Saat memanggang itulah butuh waktu hingga delapan jam. Sebab, kue masuba tidak bisa dipanggang sekaligus. Namun dilakukan lapis demi lapis hingga seluruh adonan habis.
“Kue ini biasanya disajikan dalam loyang besar yang dipotong-potong. Rasanya manis-manis empuk, cocok disajikan dengan segelas teh tawar,” kata Firasti.
Sumber: Liputan6.com
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.