Apa Tanda Makanan Yang Mengandung Formalin dan Boraks?
Apa Tanda Makanan Yang Mengandung Formalin dan Boraks? Maraknya temuan bahan makanan yang positif mengandung formalin dan boraks di Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (7/6/2017) membuat masyarakat resah.
Pasalnya, dari sejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purbalingga, petugas mendapati banyak sekali bahan makanan berbahaya beredar bebas di masyarakat.
Salah satu tim penguji Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purbalingga, Samsul Arifin mengatakan, makanan yang mengandung formalin, boraks, dan zat pewarna tekstil tidak layak dikonsumsi karena akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
“Konsumsi zat berbahaya tersebut jika diteruskan dalam jangka panjang akan mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Sebab, ginjal yang berfungsi sebagai penyaring zat berbahaya akan bekerja ekstra dan berakibat pada ginjal lemah dan lebih parah lagi gagal ginjal,” jelasnya.
Dengan maraknya makanan mengandung formalin, boraks, dab pewarna tekstil membuat kita pun harus cerdas dalam memilih, mampu mengenali makanan dengan dua zat berbahaya itu.
Secara klinis, sampel makanan yang mengandung zat pewarna tekstil seperti zat rodamin B untuk warna merah dan mettanil yellow untuk warna kuning akan memperlihatkan reaksi tertentu.
Caranya dengan menambahkan air ke dalam sampel kemudian di kocok, setelah itu diberi zat pengurai, kemudian didiamkan sesaat. Jika positif, akan terbentuk warna ungu melingkar seperti cincin di tabung.
“Untuk makanan berformalin, setelah di campur air akan berwarna ungu. Kemudian untuk makanan yang mengandung boraks akan berwarna kuning kecoklatan,” katanya.
Namun tak mungkin bagi kita untuk melakukan tes ketika membeli makanan. Maka, kemampuan mengenali secara sekilas diperlukan.
Samsul menjelaskan, makanan berformalin sebenarnya bisa dilihat secara visual. Salah satunya adalah teksturnya. Apabila makanan basah seperti baso, mie basah, atau otak-otak ditekan, akan terasa sangat kenyal.
Sedangkan untuk makanan yang mengandung boraks, dapat dites menggunakan tusuk gigi yang terlebih dulu dilumuri kunyit, kemudian dijemur hingga kering. Makanan yang diduga mengandung boraks ditusuk dengan tusuk gigi. Lalu, perubahan arna setelah beberapa detik diamati.
“Jika ada perubahan warna kuning kecoklatan maka bahan makanan tersebut mengandung boraks,” ujarnya.
Meskipun kadang menjijikan, tambah Samsul, keberadaan lalat juga dapat menjadi indikasi alami makanan tersebut mengandung bahan kimia atau tidak.
Apabila makanan basah seperti daging tidak dikerumuni lalat, maka kita pantas curiga. Pasalnya, lalat tidak akan menghinggapi makanan basah yang mengandung boraks, formalin atau bahan pengawet lainnya.
“Jika sudah ada tanda-tanda tersebut, diharapkan masyarakat untuk tidak membelinya,” tambah Samsul.
Kandungan formalin, boraks dan zat pewarna makanan juga bisa diketahui menggunakan lampu ultraviolet.
Caranya sama dengan mengetes uang, yakni dengan mendekatkan makanan ke lampu maka akan terlihat warnanya menyala.
Sumber: kompas.com
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.